Reward Bagi Juara Olimpiade Sains


Oleh. Mohammad takdir ilahi*

Dewasa ini, dunia pendidikan kita telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini dibuktikan dengan prestasi luar biasa yang dicapai pelajar kita dalam kancah internasional. Pelajar kita mampu berbicara banyak pada ajang Olimpiade Sains tingkat Internasional yang baru-baru ini diselenggarakan di berbagai negara. Kemampuan pelajar Indonesia, ternyata tidak kalah bersaing dengan pelajar dari luar negeri, apalagi pelajar yang berasal dari China yang selama ini menjadi sandungan berat bagi pelajar Indonesia.

Prestasi-prestasi luar biasa dan menakjubkan yang telah dicapai pelajar Indonesia, sejatinya harus mendapatkan apresiasi positif dari pemerintah. Karena bagaimanapun, mereka adalah generasi-generasi intelektual yang akan meneruskan perjuangan bangsa ke arah masa depan yang cerah. Sehingga, bagi mereka yang mendapatkan prestasi meraih juara Olimpiade Sains, perlu diberi reward atau penghargaan yang dapat memberikan motivasi, agar lebih semangat dalam mencapai prestasi di masa depan.

Baru-baru ini, pemerintah berencana untuk memberikan previllage (masuk tanpa tes) di UI bagi mereka yang meraih juara Olimpiade Sains. Bagi penulis, ini merupakan salah satu loncatan besar dari pemerintah untuk memberikan semacam apresiasi yang mendalam demi kemajuan pendidikan di masa depan.

Pemberian reward dalam bentuk privallege (masuk tanpa tes di UI atau Universitas yang lain), semestinya diimbangi dengan biaya pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan pelajar ketika masuk ke perguruan tinggi, semisal biaya kuliah, living kost, uang makan, referensi buku, fotokopi dan kebutuhan-kebutuhan yang lainnya. Jadi, substansinya, pemerintah tidak hanya sebatas memberikan privallege kepada mereka yang telah mengharumkan bangsa di kancah Internasional. Akan tetapi, lebih dari pada itu, mereka perlu mendapatkan beasiswa atas prestasinya yang sangat membanggakan seluruh rakyat Indonesia.

Suatu kebanggaan tersendiri, ketika para juara Olimpiade Sains mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari seluruh masyarakat Indonesia atas prestasinya yang telah mengharumkan bangsa. Tulisan Syaiful Anshor dalam (Jawa Pos,11/9/2007), memang perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak yang berkompeten terhadap kemajuan pendidikan. Pemberian privallage tersebut, semoga saja tidak hanya menjadi wacana belaka. Namun, ke depan pemerintah harus lebih memperhatikan siswa di daerah yang mempunyai prestasi membanggakan terhadap masa depan bangsa. Perhatian pemerintah selama ini, dalam berbagai ajang lomba Olimpiade Sains masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan, agar siswa-siswa yang berprestasi tersebut mendapatkan penghargaan yang setimpal dengan prestasinya yang telah diraih.

Perhatian pemerintah bagi juara Oimpiade Sains, diharapkan tidak hanya sebatas pada pemberian privallage semata, karena pemberian penghargaan tersebut masih belum setimpal dengan prestasi mereka ketika menggondol emas dan mengharumkan nama bangsa di kancah Internasional. Perjuangan mereka tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan. Mereka berjuang dengan penuh kesungguhan demi mencapai prestasi gemilang dan cita-cita besar untuk mengembalikan citra dan kemajuan pendidikan di masa depan.

Harus kita akui, bahwa perjuangan mereka dalam mencapai prestasi tertinggi, tidak semata-mata untuk mencari kepopuleran yang dibanggakan banyak orang. Namun yang paling substansif dari mereka adalah bagaimana wajah pendidikan di masa depan dapat mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.

Namun sampai saat ini, perjuangan dan prestasi yang telah dicapai terkesan dianaktirikan oleh pemerintah. Bukti kongkritnya, ketika banyak siswa yang berprestasi di kancah Nasional maupun Internasional kurang mendapatkan apresiasi yang layak seperti apa yang telah diraihnya. Sehingga, persoalan ini, membutuhkan perhatian lebih lanjut, dan pemerintah seyogyanya menyadari bahwa kemajuan peradaban bangsa tidak mungkin bisa diraih tanpa kemajuan pendidikan yang dicapai.

Karena itu, pemberian reward tidak semata pemberian serimonial yang tidak ada pengaruhnya bagi kemajuan pendidikan. Sebagai bangsa yang besar, kita mesti menyadari bahwa pendidikan secara keseluruhan masih jauh dari harapan dan impian seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga membutuhkan keseriusan dan kesungguhan dari semua elemen masyarakat, terutama kepada pemerintah agar segera merealisasikan anggaran pendidikan 20 persen. Hingga kini pemerintah baru mengalokasikan dana 9-10 persen APBN, dari ketentuan konstitusi 20 persen untuk pendanaan pendidikan, di luar gaji guru/dosen. (Kompas, 23/8/2007).
Terealisasinya anggaran pendidikan sesuai dengan amanah konstitusi, pada gilirannya akan menjadi langkah primordial dalam mencetak generasi intelektual yang bisa diharapkan dapat membawa bangsa ini ke arah kemajuan. Tidak dapat dipungkiri, bahwa anggaran pendidikan yang memadai mendorong peningkatan dunia pendidikan dalam kerangka yang lebih luas, sehingga cita-cita besar bangsa Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa benar-benar menjadi kenyataan.
Karena itu, reward bagi juara Olimpiade Sains mesti diaktualisasikan dalam bentuk yang konkrit. Reward itu, bisa diberikan ketika mereka masih menjadi pelajar atau ketika memasuki dunia perkuliahan. Yang penting dalam pemberian reward tersebut, bisa memberikan semangat yang berlipat ganda agar mereka belajar lebih giat lagi. Pemerintah di masa mendatang, tidak boleh mengabaikan pelajar yang mempunyai prestasi gemilang, sehingga mereka merasa dihargai atas prestasinya selama ini.
Akhirnya, dengan reward yang berbentuk privallage, mereka yang merasa menjuarai Olimpiade Sains dapat memanfaatkan dengan baik atas apa yang telah diberikan pemerintah. Dengan kerja samanya dari semua pihak, cita-cita untuk membangun pendidikan ke arah kemajuan yang signifikan dapat diaplikasikan dalam bentuk yang nyata. Semoga!

*Mohammad Takdir Ilahi, Mahasiswa Perbandingan Agama di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.


Komentar